Merek Tas Jepang Kebanjiran Order Usai Dipakai PM Sanae Takaichi

Pada akhir Oktober 2025, perhatian dunia fashion Jepang tertuju pada sebuah merek tas kulit tradisional yang tiba-tiba mendulang sorotan publik setelah dipakai oleh pemimpin tertinggi negaranya. Saat Sanae Takaichi mulai menjabat sebagai Perdana Menteri Jepang, pilihan aksesori sederhana namun elegan yang dikenakannya ternyata memicu lonjakan permintaan pesat — membuat merek yang sebelumnya mungkin hanya dikenal segelintir penggemar barang kulit premium, kini mendadak “viral”.

Merek itu adalah Hamano (atau Hamano Leather Craft / 濱野皮革工藝), sebuah perusahaan pembuat tas berbahan kulit yang berdiri sejak tahun 1880-an di prefektur Nagano, Jepang. VOI+3@mathrubhumi+3South China Morning Post+3 Setelah foto Takaichi yang mengenakan tas model “Grace Delight Tote” tersebar, situs resmi Hamano menyatakan bahwa mereka menerima “orders yang luar biasa banyaknya”. South China Morning Post

Fenomena ini tidak hanya menarik perhatian penggemar fashion, tetapi juga menunjukkan bagaimana pilihan seorang tokoh publik berpengaruh besar terhadap brand lokal — terutama dalam konteks Jepang yang memiliki tradisi kuat terhadap craftsmanship dan kualitas “Made in Japan”.


Pilihan Tas, dan “Efek Sanae”

Tas yang dikenakan Takaichi adalah model berjenis tote warna hitam buatan Hamano, yang dibanderol sekitar ¥136 000 (sekitar US$895 atau kira-kira Rp13–14 juta, tergantung kurs) untuk versi tertentu. South China Morning Post+2mothership.sg+2 Bobotnya hanya sekitar 700 gram — ringan untuk sebuah tas kulit premium — dan dirancang untuk menampung dokumen ukuran A4, sehingga cocok untuk gaya politisi yang aktif. The Straits Times+1
Kesan yang ditampilkan melalui pemakaian tas ini: elegan tanpa berlebihan, mendukung image profesional pekerja publik yang tangguh namun tetap feminin. Sejarawan fashion dan ahli budaya Jepang menyoroti bahwa Takaichi tampak sengaja memilih produk domestik sebagai sinyal dukungan terhadap industri Jepang. The Straits Times+1

Media menyebut fenomena ini sebagai “Sanae Effect” — efek sosial media dan media massa yang memunculkan lonjakan permintaan terhadap produk yang dikenakan Takaichi. Dalam satu laporan, Hamano menyebut pengiriman untuk sejumlah varian warna telah mundur hingga akhir April 2026 karena permintaan yang luar biasa. mothership.sg+1


Hamano dan Warisan Craftsmanship Jepang

Hamano adalah rumah produksi kulit yang telah beroperasi lebih dari 145 tahun. South China Morning Post+1 Produk-produknya selama ini sudah dianggap sebagai barang premium di Jepang — dan bahkan pernah digunakan oleh anggota keluarga Kekaisaran Jepang. mothership.sg+1
Dalam budaya Jepang, keberlanjutan merek tradisional (kōgeihin) dan teknik handcraft sangat dihargai. Penggunaan oleh figur publik seperti Takaichi menjadikan merek seperti Hamano mendapat “restu” publik sekaligus pemasaran yang sulit dicapai oleh kampanye iklan biasa.

Brand awareness yang sudah terbentuk—bahkan jika tidak terlalu besar sebelum fenomena—mendapat percepatan tajam. Saat ini, Hamano bukan hanya merek pembuat tas kulit Jepang premium, tetapi juga “tren” yang dicari di pasar domestik maupun ekspor.


Dampak Bisnis & Strategi Industri

Lonjakan permintaan terhadap produk Hamano memiliki beberapa implikasi penting:

  1. Peningkatan brand value
    Merek yang selama ini eksklusif kini menjadi “barang idaman” generasi profesional muda, terutama perempuan yang mencari tas kerja premium buatan Jepang. Salah seorang ahli berkata bahwa tas tersebut “pilihan solid dan dapat dipercaya bagi wanita yang berada dalam posisi manajerial”. The Straits Times
  2. Efek promosi gratis dari figur publik
    Takaichi tidak membayar endorsement dalam arti formal, namun pengaruh gaya busananya menghasilkan “advertising” alami yang sangat kuat—namun tetap “autentik” karena pilihan domestik. Ini menunjukkan bahwa pemimpin publik bisa memicu tren fashion dan konsumsi produk lokal.
  3. Rangsangan terhadap industri lokal dan ekonomi regional
    Produsen seperti Hamano yang berbasis di Nagano sekarang mendapat spotlight nasional. Pemerintahan lokal pun ikut menyoroti fenomena ini sebagai dukungan terhadap kerajinan regional. @mathrubhumi+1
  4. Tantangan operasional
    Lonjakan pesanan bukan tanpa risiko: Hamano telah mengumumkan bahwa pengiriman mundur hingga April 2026. Situasi ini menyoroti bahwa kapasitas produksi artisan tradisional terbatas, dan permintaan mendadak bisa memunculkan tekanan supply-chain, kualitas, dan kepuasan pelanggan. mothership.sg

Kenapa Momen Ini Signifikan?

Fenomena penggunaan tas oleh PM­Takaichi dan respons pasar yang terburu-buru memiliki makna lebih besar daripada sekadar “tas jadi viral”. Berikut beberapa alasan kenapa momen ini patut diperhatikan:

  • Branding nasional melalui pemilihan aksesori: Pilihan Takaichi untuk memakai produk Jepang premium — bukan hanya merek internasional besar — adalah pesan politik budaya. Ini memberi arti bahwa kebanggaan nasional dan kualitas domestik kembali menjadi bagian dari identitas publik.
  • Pengaruh politik terhadap konsumsi: Sebagai figur publik dengan posisi tinggi, Takaichi menunjukkan bagaimana gaya pribadi bisa memengaruhi pola konsumsi massa. Media menyebut fenomena ini sebagai salah satu contoh bagaimana strategi fashion “tidak disengaja” justru sangat efektif. The Straits Times+1
  • Kesempatan untuk merek tradisional: Banyak merek Jepang yang memiliki heritage panjang, namun belum dikenal secara global. Momen seperti ini bisa menjadi titik balik agar merek-merek tersebut berkembang dari status “artisan lokal” menjadi pemain global niche.
  • Pesan bagi pasar mode premium: Dalam dunia barang mewah dan premium, konsumen semakin mencari nilai selain brand: craftsmanship, keberlanjutan, narasi lokal. Hamano memiliki ketiga aspek. Ini juga menunjukkan bahwa “flagship fashion house luar negeri” bukan satu-satunya jalan untuk tampil elite.

Tantangan & Catatan ke Depan

Meskipun peluang sangat besar, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh Hamano dan merek sejenis:

  • Menjaga kualitas di tengah lonjakan permintaan: Produksi handmade atau semi-handmade pada skala kecil bisa terganggu jika permintaan meroket. Jika kualitas menurun, nilai merek bisa tergerus.
  • Mengelola ekspektasi pelanggan global: Banyak konsumen luar Jepang yang kini tertarik. Ekspansi ke pasar luar negeri harus memperhatikan logistik, bahasa, nilai pengiriman, dan reputasi layanan.
  • Mempertahankan identitas merek saat skala meningkat: Saat merek tumbuh cepat, ada risiko kehilangan karakter “artisan eksklusif”. Mereknya harus mempertahankan aura premium dan heritage.
  • Mengambil momentum untuk jangka panjang: Momen viral bisa cepat berlalu. Membuat strategi pemasaran jangka panjang—kolaborasi, edisi terbatas, storytelling—akan menentukan apakah lonjakan permintaan momen bersifat sementara atau mengubah posisi merek secara permanen.

Kesimpulan

Pilihan tas oleh PM Sanae Takaichi telah membuka bab baru bagi industri fashion dan kerajinan Jepang. Merek Hamano yang melejit dari niche ke sorotan nasional dan internasional adalah contoh nyata bagaimana kombinasi politik, budaya nasional, dan gaya pribadi bisa memicu lonjakan ekonomi pada merek lokal premium.

Fenomena ini bukan sekadar “tas jadi viral”, melainkan simbol bahwa produk lokal — dengan heritage dan kualitas — memiliki potensi besar di era globalisasi moda dan konsumerisme. Bagi pelaku industri fashion, merek craft, dan pengamat budaya, ini adalah pelajaran bahwa pemilihan aksesori oleh figur publik dapat mendongkrak nilai merek secara substansial, asalkan didukung kualitas, narasi, dan keberlanjutan.